Vegetarian vs. Vegan: Apa Bedanya dan Mana yang Cocok untukmu?

https://koranpagi.id/

Gaya hidup berbasis nabati semakin populer di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Dua istilah yang sering muncul dalam tren ini adalah vegetarian dan vegan. Meski terdengar mirip, keduanya memiliki perbedaan mendasar dalam hal pola makan dan filosofi hidup. Bersumber dari laman https://koranpagi.id/, Artikel ini akan membahas perbedaan antara vegetarian dan vegan serta membantu kamu menentukan mana yang paling sesuai dengan gaya hidupmu.

Apa Itu Vegetarian?

Vegetarian adalah seseorang yang tidak mengonsumsi daging hewan, termasuk daging merah, unggas, dan ikan. Namun, vegetarian masih dapat mengonsumsi produk turunan hewan seperti susu, keju, yogurt, dan telur. Ada beberapa jenis vegetarian, di antaranya:

  • Lacto-vegetarian: mengonsumsi produk susu, tapi tidak makan telur.

  • Ovo-vegetarian: mengonsumsi telur, tapi tidak makan produk susu.

  • Lacto-ovo vegetarian: mengonsumsi produk susu dan telur.

  • Pescatarian: tidak makan daging, tapi masih makan ikan (meskipun secara teknis tidak selalu dikategorikan sebagai vegetarian).

Motivasi menjadi vegetarian bisa beragam, mulai dari alasan kesehatan, etika terhadap hewan, hingga dampak lingkungan.

Apa Itu Vegan?

Vegan adalah bentuk yang lebih ketat dari vegetarian. Seorang vegan tidak hanya menghindari semua jenis daging, tetapi juga seluruh produk turunan hewan, seperti susu, telur, madu, dan gelatin (yang berasal dari kolagen hewan). Bahkan, banyak vegan yang memperluas prinsip ini ke aspek gaya hidup lain, seperti tidak menggunakan pakaian dari kulit, wol, atau sutra serta menghindari produk yang diuji pada hewan.

Veganisme biasanya dilandasi oleh prinsip etika yang kuat terhadap perlindungan hewan dan keberlanjutan lingkungan, meskipun alasan kesehatan juga sering menjadi faktor pendukung.

Perbedaan Utama antara Vegetarian dan Vegan

Secara garis besar, perbedaan utama antara vegetarian dan vegan terletak pada tingkat pantangan terhadap produk hewani. Vegetarian lebih fleksibel karena masih mengonsumsi produk turunan hewan, sedangkan vegan sepenuhnya menghindarinya. Perbedaan ini membuat pola makan vegan lebih menantang, namun juga dianggap lebih konsisten secara etis dan lingkungan.

Contohnya:

  • Seorang vegetarian bisa makan kue yang mengandung telur dan mentega.

  • Seorang vegan akan menghindari kue tersebut, kecuali dibuat dari bahan nabati seperti susu almond dan pengganti telur dari chia seeds atau pisang.

Mana yang Lebih Sehat?

Keduanya bisa menjadi pilihan sehat jika direncanakan dengan baik. Pola makan berbasis nabati dikenal kaya serat, vitamin, dan antioksidan, serta rendah lemak jenuh. Namun, risiko kekurangan zat gizi juga bisa terjadi jika tidak seimbang, terutama dalam pola makan vegan. Beberapa nutrisi penting yang perlu diperhatikan:

  • Vitamin B12: hanya ditemukan dalam produk hewani, jadi vegan perlu mengonsumsi suplemen.

  • Zat besi: lebih sulit diserap dari sumber nabati.

  • Kalsium dan Vitamin D: penting untuk kesehatan tulang.

  • Protein: mudah dipenuhi jika cukup mengonsumsi kacang-kacangan, tahu, tempe, dan biji-bijian.

Konsultasi dengan ahli gizi sangat disarankan sebelum beralih ke pola makan vegetarian atau vegan.

Bagaimana Memilih yang Cocok untukmu?

Pilihan antara menjadi vegetarian atau vegan tergantung pada tujuan pribadi, kondisi kesehatan, dan tingkat komitmen. Jika kamu ingin memulai perubahan secara bertahap, menjadi vegetarian bisa menjadi langkah awal yang baik. Sementara itu, jika kamu memiliki motivasi kuat untuk melindungi hewan dan lingkungan secara menyeluruh, veganisme mungkin pilihan yang lebih tepat.

Kamu juga bisa mencoba pendekatan fleksibel, seperti “vegan 80%” atau menjadi “flexitarian”, yaitu tetap mengutamakan makanan nabati tapi tidak sepenuhnya menghindari produk hewani.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *